Friday, October 4, 2013

Minimalkan Kerugian Cybercrime, HP Kenalkan Threat Central

JAKARTA, KAMIS – Selama ini HP (Hewlett-Packard) lebih banyak dikenal sebagai perusahaan hardware (printer, notebook, server, storage, networking). Namun sebenarnya HP tidak hanya berkutat di hardware, tapi juga software, servis dan bahkan jasa konsultasi.
Pada kurun 2005 – 2010, sudah ada 15 perusahaan software diambil alih oleh HP yang pada tahun 1993 itu didirikan di sebuah garasi mobil. Mulai tahun 2012, akuisisi demi akuisisi perusahaan software kembali giat digelar. Maka  Autonomy, Vertica, TippingPoint, Fortify dan ArcSight pun menjadi bagian dari HP.
Keseriusan HP untuk juga menangguk keuntungan dari software ditunjukkan dengan menghadirkan solusi sekuriti ujung-ke-ujung (end-to-end). Yang ditawarkan bukan hanya software, tapi mencakup servis, jasa konsultasi dan pelatihan bagi sumberdaya di perusahaan penggunanya. Produknya beragam, tergantung pada kebutuhan tingkat pengamanan dan ukuran perusahaan. Ada yang disasar untuk UKM (usaha kecil menengah), SMB (small medium business), ada juga yang untuk tingkat korporat, enterprise. Harganya tentu saja beragam, sesuai skala yang dipilih.
Dijelaskan oleh Jeffrey Neo (Sales Director, HP Enterprise Security Products (ESP) untuk Indonesia, Vietnam, Filipina dan Thailand) dalam jumpa pers di Jakarta tadi siang (3/10/2013), peluang akan solusi sekuriti di perusahaan sangatlah tinggi.  Sebab nilai kerugian pasar akibat kejahatan cyber di seluruh dunia sangat besar.
“US$ 104 miliar per tahunnya. Ini merupakan motivasi besar bagi para penjahat,” kata lelaki yang sebelumnya berkarier di TippingPoint itu. Ia mengatakan, ancaman sekuriti yang dihadapi perusahaan di seluruh dunia sekarang sama. “Tidak ada lagi yang spesifik untuk negara tertentu. Ancamannya sekarang bersifat global,” ujar Neo.
Ancaman sekuriti, tutur Neo, pun tidak lagi mudah dideteksi seperti dulu. “Makin kompleks, makin canggih, banyak yang datang diam-diam dan tidak pernah terdeteksi. Karena itu tidak lagi cukup jika perusahaan membangun security wall. Tapi harus pahami lingkungan dan mendeteksi ancamannya.”
hp threat  central 
Karena itu, kata Neo, perlu sebuah platform agar perusahaan bisa berbagi informasi-ancaman yang skalabel, menyeluruh, dan terpercaya secara real-time. Dan inilah yang ditawarkan HP Threat Central. Solusi lain yang ditawarkan HP adalah HP TippingPoint Next Generation Firewall (NGFW), HP ArcSight, dan HP Distributed Denial of Service Protection Services (DDos) yang bisa menghentikan serangan yang dilancarkan pihak luar dari dalam perusahaan (on-premises) maupun di cloud, juga HP Supplier Security Compliance Solution.
Solusi HP ini berdiri sendiri-sendiri, tapi juga bisa dirangkum dalam satu payung besar. Contoh, kustomer HP bisa menggunakan produk manajemen event informasi dan sekuriti HP ArcSight untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang memicu kewaspadaan (red flags), misalnya e-mail yang mencurigakan,  dan mengirimkannya ke HP Threat Central cloud untuk dianalisis.
Kelainan yang terdeteksi, termasuk sampel kode, akan diteliti oleh staf sekuriti HP dan dibagi-pakai (share) dengan komunitas pengguna Threat Central. Dengan cara ini, waktu untuk mendeteksi dan merespon ancaman akan jauh lebih singkat. Cuma perlu 5 langkah jika memanfaatkan HP Threat Central (bandingkan dengan 14 langkah jika tanpa HP Threat Central).
Lalu apa itu TippingPoint NGFW? Ini adalah solusi untuk mengatasi resiko dalam lingkungan cloud, mobile dan BYOD (bring your own device). NGFW ini dirancang untuk memberikan kontrol dan visibilitas tingkat-aplikasi di semua trafik yang terkait dengan enterprise, tak terkecuali perangkat mobile yang dipakai di seting WiFi publik dan trafik dari layanan awan. Sementara HP ArcSight dan HP Fortify menawarkan teknologi keamanan berorientasi data, termasuk HP ArcSight Application View, HP ArcSight Management Center, HP ArcSight Risk Insight dan HP ArcSight Enterprise Security Manager v6.5c.

No comments:

Post a Comment